August 24, 2012

A Word that Hard to Say


Saya selalu salut pada mereka yang bisa dekat dengan ibuknya, yang bisa curhat macem-macem ke ibuknya. Unfortunately, I'm not that kind of daughter. Bagi saya lebih mudah bilang ke Nyak Mother "Yang, tumbaske pulsa, duwitku entek jhe" than "Yang, aku mau bar ketemu cowok ganteng neng prapatan kae lho" atau "Ngerti ra Yang, jebul di 'kae' wes ndue gebetan -_____-" Yah, begitulah. Susah banget  buat jujur atau curhat sama Nyak Mother.

Yup, kedekatan saya sama Nyak Mother hanya sekedar yang saya tuliskan di twitter, tiduran bareng, leyeh-leyeh bareng, maem bareng, jajan bareng (ditraktir maksutnya), nonton tv bareng, bantuin nyuci piring, bantuin nyapu (itupun dengan bebagai macam alasan untuk menundanya. Ehehehe.. :p)

Jadi, saya curhat sama Nyak Mother bisa dikatakan kejadian sangat langka. Tapi sekalinya saya cerita tentang teman saya, biasanya Nyak Mother akan selalu teringat, mungkin karena sangat istimewa. Istimewa karena anak perempunnya yang introvert di rumah ini mau cerita atau berkeluh kesah tentang hidupnya. Ehehehe..

But trust me, I try to be a nice Daughter, I try to be closer to my Mom, but it's hard babe. It's not easy. Pernah suatu ketika aku mau mengucapkan terimakasih ke ibukku, karena telah membesarkanku selama ini. Tapi kata-kata itu sungguh sangat sulit diucapkan. Kalian pernah mencoba? Kalo kalian mudah mengucapkannya, salut! Empat jempol buat kalian, besok tak traktir bakso buat kekerenan kalian :p
Tapi kata "terimakasih"-ku itu akhirnya keluar juga kok, tapi tidak sedramatis atau seromatis di film-film, yang keluar hanya kata seperti ini

Saya: "Nuwun yo Yang"

Kemudian jeda, susah banget buat nerusinnya

Nyak Mother: "ngopo?"

Saya: "yowes nglairke aku, wes nggedekke"

Nyak Mother: (kemudian Nyak Mother bercerita kejadian waktu aku dilahirkan)

Aku tahu saat itu Ibuk terharu mendengarnya, tapi mungkin beliau juga malu, jadi menyamarkannya dengan menceritakan kejadian saat saya hadir di dunia ini. Yes it's hard to say "thank You" and "I love you" ke orang tua. Entah malaikat mana yang merasukiku waktu itu sampe akhirnya saya berhasil bilang "terimakasih" meskipun sama sekali tidak manis. Mungkin gara-gara membaca bukunya Ipho Right, dan pikiran bahwa sekali dalam hidup saya ingin mengucapkan kata "terimakasih" untuk banyak hal besar yang sudah dilakukan Ibukku untukku. Dan Membahagiakan ibuk hanya dengan kata-kata dari pada materi. Saya sudah kehilangan Ayah, dan rasanya sangat menyedihkan ketika tak sekalipun dalam hidup saya, saya mengucapkan terimakasih atau rasa sayang yang sesungguhnya sangat besar saya miliki untuk Beliau, tapi kita sudah tidak punya kesempatan itu untuk mengkomunikasikannya.

But hey, kejadian di atas tidak membuatku dekat dengan Ibuk lho. Sampe sekarang saya masih susah buat curhat sama Beliau. Saking sulitnya buat curhat ke Nyak Mother, saya selalu pilih-pilih waktu. Bagi saya waktu yang paling tepat adalah sebelum tidur, ketika kami sedang ngobrol ngalor-ngidul nggak jelas. Saat itulah akan saya sisipi kata-kata serius yang memukau (plisdeh). Tapi dua hari terkhir ini, ketika saya merasa beban yang saya miliki terlalu berat dan ingin berbagi dengan Nyak Mother, beliau justru susah sekali diajak tidur bareng. Entah kenapa Beliau juga nggak punya feeling anaknya pengen curhat.

Dan semalam ketika akhirnya Beliau menyusulku tidur, kata-kata itu malah nggak keluar. Tertahan di tenggorokan. -_____-

August 8, 2012

Ketika Setress Melanda *sigh...

Ya sepertinya saya butuh cuti paling tidak satu minggu, untuk membuatku merasa lebih baik. Untuk membuatku mencintai pekerjaan ini lagi, dan untuk membuat saya mensyukuri semua ini kembali. Ya, saya telah kehilangan semangat saya, saya kelihangan kegembiraan saya untuk bertemu dengan pekerjaan saya. Yes, I start hating my jobs. I need help. *mengibarkan benderas SOS, eh salah, SMS.