December 21, 2016

REVIEW JINX

Sebenernya nama dia itu Jean, tapi karena sering kena sial orang memanggilnya Jinx. Saat dia lahir listrik di distiknya mati karena tersambar petir. Dia dikasih nama Jean, nama yg sebenernya untuk lelaki. Dokter yang membantunya lahir bilang harusnya dia bernama Jinx bukan Jean karena banyak kesialan yang terjadi saat dia lahir. Dan masih ada kejadian-kejadian sial lainnya saat dia lahir yang sejujurnya aku lupa apa saja :p
Intinya banyak hal sial yang terjadi pada Jean, termasuk dia harus pindah dari Iowa ke Manhattan New York, rumah bibinya dan harus bertemu dengan sepupunya, Tory yang sudah berubah total sejak terakhir mereka bertemu. Kepindahannya pun karena kesialan dia yang dikuntit oleh lelaki yang dulu dicintainya. Kesialan yang selalu terjadi pada Jean sebenernya bukan tanpa sebab, karena ternyata itu berhubungan dengan darah yang mengalir dari nenek moyangnya. Aku nggak akan kasih spoilernya karena nggak mau bikin kamu bored saat baca bukunya.
Nggak seru dong kalau teenlit nggak ada bumbu cintanya, di New York Jean bertemu dengan Zack, si kakak kelas dan juga tetangga bibinya. Sayangnya Tory sepupunya juga mencintainya. Dan Zack sepertinya mencintai Petra si Au Pair di keluarga bibinya. Tampak mbulet ya cerita cintanya? Tapi kalau dibaca enggak kok. Asyik dan menyenangkan seperti buku Meg Cabot yang lain.
Yang selalu kukagumi dari buku-buku teenlit Meg Cabot adalah, bagaimana dia bisa bercerita menyampaikan sifat-sifat baik dari tokoh utama dengan sudut pandang orang pertama tapi tetap terlihat alami, tidak sombong, polos dan mungkin naïve (kalau orang-orang bilang kali ya). Rada susah menyampaikan maksudku. Maksudku begini, di buku Jink ini misalnya, Meg Cabot bisa menggambarkan karakter tokoh yang baik, pengayang adik dan keluarga, rajin dan cantik tapi tetap membuat tokohnya low profile, bahkan innocent dan kadang tidak sadar kalau dia memiliki sifat-sifat yang kusebut tadi. Dan menurutku itu cukup sulit, karena akan selalu berbenturan dengan subyektifitas si tokoh. Misalnya lagi begini, Jean cantik, tapi nggak bisa kan bilang "aku di depan kaca dan diriku tampak cantik” karena kalimat itu berarti dia orang yang cukup PD dan yakin dengan kecantikannya. Sedang Jean di sini punya sifat low profile, kurang yakin dengan penampilannya karena dia baru saja pindah dari Iowa yang anggap aja ndeso nya Amerika dan pindah ke New York yang semua orang selalu hits dengan penampilan dan urusan kecantikan. Pokoknya di bagian ini aku sangat suka dengan gaya tulisannya Meg Cabot. Karena aku nggak bisa yang begini.
Tapi karena gaya tulisannya si Meg Cabot selalu begini, menyampaikan sifat tokoh utama dengan tersirat melalu orang lain atau yang dirasakan tokoh utama, karakter tokoh-tokoh utama dari teenlit yang ditulisnya jadi terkesan sama. Tapi entah ini hanya perasaanku dan subyektifitasku saja atau memang demikian. Tapi yang jelas aku nggak pernah bosan membaca buku-bukunya Meg Cabot.
Sekian dan terima cinta :p
Judul: Jinx (kutukan sial)
Penulis: Meg Cabot
Tebal: 248 halaman
Penerbit: Gramedua PU

December 19, 2016

Review Acara Apiki: UMKM BANGKIT

Sabtu tanggal 16 December 2016 yang lalu aku ikut seminar yang diadakan APIKI Jogja yang berjudul UMKM BANGKIT 2017. Sengaja dateng telat karena malemnya kemaleman tidur gara-gara baca bukunya Meg Cabot (review soon ya). Jadi acaranya ini dimulai jam 8 pagi dan aku baru datang jam 10.00. Jam 8 aku baru bangun tidur (untuk yg kedua kali). Ampun Kakaaakk...
Sebenernya males juga datang tepat waktu karena 1 jam awal digunakan untuk regristasi dan beberapa jam kemudian digunakan untuk nyanyi indonesia raya (mungkin biar nasionalismenya ada ya, tapi bagiku ini kayak jaman sekolah pake nyanyi nyaji aja) dan juga sambutan-sambutan.
Jadi aku aku dateng passss banget, pas coffee break. Hahahaa.. Lalu masuk langsung pemateri pertama.  Sebenernya waktu pemateri pertama ini agak-agak under estimate sih. Mungkin karena aku belum mengosongkan gelasku kali ya. Jadi ada rasa sombong dan pikiran "gak gitu juga kalek”. Terutama ketika Pak Anto (beliau adalah ketua apiki pusat dan selaku pemateri pertama) bilang ke salah satu peserta seminar begini "tahun 2017 usahamu gulung tikar kalau masih jual dengan harga segitu". Kemudian ketika beliau bercerita ttg beliau yang ekspor barang-barang murah banget ke luar negeri dan di sana dijual dengan harga berkali-kali lipat.
Saat itu aku mikir "bukan seminar kayak gini yang aku cari. Bukan seminar yang -menjual barang paling berkualitas dan paling murah yang bertahan di pasaran- yang aku cari. Tapi gimana caranya tetap bertahan dengan bisnis kita meskipun barang yang kita jual mahal."
Tapi ya sudahlah semua orang punya pengalaman sendiri-sendiri kan ya? Apalagi Pak Anto ini sudah malang melintang 30 tahun di dunia ekspor impor, dan perdagangan. Jadi insya allah yang beliau katakan ada benarnya.
Yang aku suka adalah di sesi terakhir. Saat barang-barang dagangan peserta seminar dikurasi atau dikasih penilaian sama kurator. Dan karena aku jualan fashion jadi kuratornya adalah pemilik magaria bu Diah. Aku ngefans sama beliau. Sudah sepuh tapi semangatnya masih juwarak. Semoga lain kali bisa ketemu dan bisa foto bareng. Semoga lagi, aku bisa sehebat ibu diah.
Selain ibu diah, fashion juga dikuratori oleh pak Anto. Dalam sekali liat beliau tau barang daganganku dijual pabrikan. Hahahaha... Beliau banyak ngasih masukan (ke aku sih enggak, bukan karena jualanku udah oke, tapi karena terlalu gak menarik kayaknya. Hahaha) ke yang lain. Di sesi ini, saya akui pak anto juga juwarak. Wawasan beliau tentang kualitas barang, proses pembuatan, dan juga standarisasi barang ekspor josss banget. Pokoknya kedua beliau ini keren banget.
Harapanku sih, semoga aku bisa banyak belajar dari Apiki. Semoga ada manfaatnya saya bergabung terutama dalam bidang jaringan dan kerjasamanya. Semoga lain kali aku juga bisa membuat produk yang juwarak. Aamiin.
See on the next review APIKI events.

December 18, 2016

#10FavoriteThingsinMyRoom Number Four

Barang favorite ke empat adalah instagram dan juga dagangan @bajupelangi ki. Hohohooo.... Sebenernya ini barang-barang favorite aku lists sejak beberapa bulan yang lalu. Jadi barang dagangan waktu itu masih ada di kamar, begitu juga instagram sering aku mainkan di kamar. Tapi sudah sekitar 4-6 bulan yang lalu dagangan sudah kupindah ke ruang kerja. Gayanya sih ruang kerja, padahal cuma kamar biasa yang sering aku gunakan untuk kerja karena ruangnya lebih gampang nangkep sinyal. Jadi di sini aku biasa melayani customers dan juga buka instagram. Di ruangan itu sebenernya aku harus berbagi dengan ponakanku karena baju-baju dan juga buku-bukunya ada di ruangan itu juga.
Meskipun dagangan yang operasional instagram sudah gak pernah aku lakukan di kamar pribadi tapi barang-barang itu masih jadi barang favorite aku. So pardon me kalo agak melenceng dari tema #10FavoriteThingsinMyRoom

December 16, 2016

NGOMONG SAMA DIRI SENDIRI

Siang ini aku ngomong sama diri sendiri.
"Fatkah, kamu nggak terlalu excellent sama pendidikan kamu. Kamu juga nggak pinter nyari Jodoh. Please kali ini kamu hebat dalam berbisnis. Atau at least di passion yang kamu cintai"
Pembicaraan ini bermula dari kepo web cotton ink dan juga ig pribadi orang yang sukses dalam pendidikannya

(BELAJAR NGE-) REVIEW 5W1H BY YORIS BASTIAN

Ini janjiku sama temen2 instagram untuk membuat review tentang 5W1H yang ditulis oleh YORIS BASTIAN.
Buat kalian yang mau membuat usaha dan bingung mau membuka usaha apa, buku ini cocok banget buatmu. Karena di sini YORIS BASTIAN kasih kamu cara-cara untuk menemukan bisnis yang kamu banget.
Dari chapter who am I, yang akan membuatmu belajar untuk mengenali siapa sih sebenernya dirimu, apa sih passionmu, siapa orang-orang terdekat kamu, apa minatmu, apa yang kamu sukai, dll dll dll, pokoknya semua hal tentang kamu yang kemungkinan bisa berpeluang untuk dijadikan ladang bisnis.
Setelah kamu mengenali dirimu sendiri  what I'm offering akan membantumu untuk menemukan sesuatu yg bs kamu jadikan bisnis.
Masih ada beberapa chapter lagi di dalam buku ini yang bisa kamu jadikan pedoman untuk memulai bisnis. Buat kamu yang sudah punya bisnis pun sebenernya buku ini masih cukup membantu. Seperti aku misalnya, sudah punya usaha @bajupelangi dan @hijabnaziha tapi masih bisa memanfaatkan beberapa tips di dalam buku ini.
Menurutku buku ini sangat tipis tapi butuh waktu yang lama untuk membacanya, menurutku lho ya. Terutama di bab 1 dan bab 2, akan sangat susah untuk menemukan passion dan juga bisnis yang kamu banget kalau tidak direnungkan dengan baik. Dan menurutku perenungan yang baik Enggak butuh waktu yang sebentar.
Berdasarkan pendapat pribadi ku, aku sendiri mungkin akan sulit menemukan bisnis yang aku banget hanya berdasarkan chapter 1 dan 2 dari buku ini. Karena di sini tidak ditulis atau dijabarkan bagaimana caranya tetapi hanya memberikan contoh - contoh saja. Kalau aku sendiri menemukan passionku dan akhirnya aku format dalam bentuk bisnis yang aku banget bukan dari buku ini, tapi dari bukunya kakek Jamil Azzaini yang berjudul on. Menurutku untuk membaca buku ini di butuhkan buku yang lain sebagai penunjang. Kita nggak bs mengandalkan buku ini saja untuk menemukan passion dan usaha yang sesuai DNA kita.
YANG nggak aku suka dari buku ini adalah iklan Samsung Note 5 nya. Meskipun dilakukan dengan soft selling, dengan memberikan beberapa tips dan manfaat dari HP ini tapi rasanya tetep kurang pas. Semacam dipaksain "harus" ada di setiap chapter nya. Kenapa aku bilang "dipaksain harus ada?" karena tulisannya nggak bisa menyatu. Tips-tipsnya berdiri sendiri. Kalau "tips" Samsung Note 5  itu nggak ada atau diilangin nggak akan menganggu konten utama dari bukunya
Yang jelas membaca buku ini jadi membuatku ingin membaca Ulang bukunya Mas Jay yang buka langsung laris dan juga bukunya pak Jamil Azzaini yang ON.
Jadi selamat berburu 5W1H. Buat Mas yoris thanks sudah menulis buku yang bagus ini, semoga bermanfaat bagi setiap pembacanya

December 15, 2016

#10FavoriteThingsinMyRoom Number Five


Ternyata saya masih cukup cinta dengan buku-buku. Dua tahun terakhir sih jarang banget belanja buku. Dulu suka banget kalap sama buku murah. Maklum sehari-hari berkutat sama buku-buku membuatku makin cinta sama buku. Tapi karena akhir-akhir ini aku berkutatnya sama baju-baju seringnya aku kalap sama baju-baju murah. Hahahahaa.. Parah banget memang.
Tapi sampai saat ini aku masih suka kok sama buku, dan beberapa bulan terakhir sedang berpikir ttg kembali menekuni membaca buku, karena membaca buku bisa membuka pikiran, cara berpikir jadi enggak sempit dan nggak mudah terprovokasi sama hoax-hoax yang akhir-akhir ini marak di media sosial.
Kelak ketika aku kaya raya, akan kupenuhi rumahku dengan buku. Dan akan kuajarkan anak-anakku cinta pada kegiatan membaca buku.

May 5, 2016

GALAU HABIS NONTON AADC

Sebel banget waktu nonton aadc dan keluar-keluar galau. Belum bisa move on dari film ini, sampai di rumah juga masih kepikiran. Wkwkwkw... Temenku juga sama, jalan di amplaz kayak zombie, salah-salah muluk.
Mencoba mendeteksi sumber kegalauan dengan menulis tulisan ini di sini:
1. Mungkin aku galau karena aku nggak seunik rangga, yang bisa menemukan tempat seasyik punthuk setumbu atau apa itu untuk melihat sun rise di daerah magelang. Kl gak salah pernah diajakin ke sana sama fatkur sih, tp dia keburu nikah dan hamil. Walhasil gagal deh. Padahal ini di daerah jogja, dan aku nggak tau sama sekali. Sssttt dr dulu pengen banget bisa menemukan tempat asyik yang bener-bener asyik tapi cuma aku dan beberapa temen yang tahu. Nggak terkenal-terkenal banget gitu deh. Intinya saya gagal menjadi manusia what I wanna be yang unik. Hahahaha...
2. Aku galau karena menginjak tua dan belum menjadi apa yang aku inginkan (atau mungkin belum bisa bangga sama diri sendiri). Waktu muda ini sering terjadi, galau karena belum menjadi manusia ideal versi saya. But hey, waktu itu aku masih punya waktu untuk mewujudkannya. Kalau sekarang? Masih banyak waktu gak sih? Keburu momong anak gak sih? (Haissshhh suamik aja blm ada) Cinta aja udah punya galeri, rangga udah jadi columnis dan punya cafe. Aku? Alhamdulilah udah punya usaha sendiri sih, tapi belum nikah. Wkwkwkwk... *ke sini lagi* Intinya sih, film ini mengingatkanku bahwa tak lagi muda tapi aku kayak belum bisa ngebedain aku yang sekarang dan aku yang dulu. Belum ada yang berubah, rasanya masih gini-gini aja.
3. Ngaku cinta mati sama jogja tapi banyak tempat-tempat khas jogja yang nggak tau. Terutama sate klathak sama papermoon craft yang sama sekali belum pernah ke sana.Duh mbak kamu kemana aja sih di jogja ini? Kalau ada tamu agung dr luar jogja mau di ajak ke mana cobak? Banyak sih tempat nongkrong asyik yang dishoot di jogja, tp dua tempat ini yg bikin galau. Kalau tempat nongkrong semacam kopi sih, banyak di jogja, dan nggak demen juga sama kopi jadi belum pernah ke sana ya nggak papa. 
4. Kayaknya sih intinya dua yang atas aja, yang sebenernya hampir sama. Yang no 3 juga lumayan bikin galau tp nggak banget-banget. Dan yang keempat ini. Belum bisa jalan-jalan liburan bebas finansial kayak cinta dan teman-temannya itu kayaknya juga bikin galau. Walau dikiiitt. Oke baiklaaahhhh... Besok semangat buat ningkatin omset dan labaa. Biar bisa ke bali nengokin kakak cinta, eh dika. Akakakaka....

Ditulis 4 Mei 16, baru dipost hari ini 

March 24, 2016

NGGAK HABIS PIKIR

Terus terang aku masih nggak habis pikir sama orang yang menganggap aku nggak memikirkan menikah. Dulu waktu aku masih kerja, dikiranya aku terlalu enjoy dengan pekerjaanku, terlalu nyaman sehingga nggak memikirkan menikah. Orang gila yang berpikiran seperti itu pasti nggak pernah membaca blogku. Kalau pernah, dia pasti muak dengan pikiran-pikiran nelangsaku tentang pernikahan yang tak kunjung datang. *hoeek*
Mungkin sebenarnya, yang mereka butuhkan(?) adalah, menjadi teman yang baik bagi kami. Menjadi orang yang bisa kami percaya, sehingga mereka bisa dan akan mendengar, betapa bingungnya kami, betapa tak tau harus berbuat apalagi kami, betapa sedih, setress, jengkel dan bahkan kadang putus asa. Mereka tak pernah mendengarkan keluh kesah kami, karena kami tidak ingin membuat mereka tidak nyaman dengan semua itu. Dan lagi kesedihan dan kebingungan kami itu bukan konsumsi publik.
Meskipun kami bingung, kami sedih, kami setress, jengkel dan putus asa, apakah semua itu harus diperlihatkan di depan banyak orang, termasuk orang-orang yang baru sekali dua kali ditemui atau ke teman-teman lama yang hanya datang sekali dalam setahun? Jika menurut mereka memang harus seperti itu, lalu aku paham kenapa cobaan ini datang pada kami bukan pada mereka.
Sincerely
Orang setress level 97
Akhir-akhir ini ketika aku sudah resign dari pekerjaanku, aku nggak tau apa yang dipikirkan orang tentangku. Karena nggak ada lagi yang mengatakan frontal di depanku. Bisa jadi aku dianggap perawan tua yang gagal dalam percintaan dan pekerjaan. Hahahaa... At least aku bahagia dengan pekerjaan baruku. Mereka? Kasian deh, bisanya cuma ngomentari hidup orang lain, nggak bs menikmati hidup sendiri.
Dan kemarin ketika aku main ke rumah temenku, hal yang sama terjadi padanya. Dia cerita kalau ada salah satu temannya kembali menghubunginya setelah agak lama, dan temannya ini menganggap temanku terlalu nyaman dengan pekerjaannya, terlalu memikirkan karier sehingga tidak memikirkan menikah. Dan kami hanya bisa bilang "MEMIKIRKAN KARIER GUNDULMU!".
Sebagai PNS, temanku ini merasa nggak ada karier yang perlu dikejar, dan nggak ada yang perlu diambisiusi sampai nggak memikirkan menikah hanya demi pekerjaan. Dulu waktu aku masih jadi pekerja pun, aku juga nggak memikirkan pekerjaan sedemikian rupa sampai nggak kepikiran nikah. Nggak ambisius harus menduduki suatu jabatan tertentu. Kalau sampai aku menduduki jabatan yang lumayan bisa dibanggakan itu bukan karena aku mengejarnya, tapi karena kebetulan aja aku dikasih kesempatan itu.
Tapi herannya kenapa orang-orang berpikir kami belum menikah karena terlalu memikirkan karier, terlalu ambisius sama pekerjaan? Dari mana sumber pikiran mereka itu? Apa karena kami terlihat bahagia? Apa karena mereka tidak pernah melihat mata kami sembab? Apa karena status-status kami di sosial media yang tampak bahagia, cerah dan penuh cinta?

March 23, 2016

Apa yang Ada di Otakmu?

Apa yang ada di otakmu? Ketika berpikir aku tidak memikirkan menikah? Apa kau anggap aku bukan manusia normal? Bagaimana bisa ada manusia tidak menginginkan menikah "tepat pada waktunya"? Mungkin memang ada, tapi butuh kamu tau, itu bukan aku!
Bukankah suaramu itu berisik? Bukankah orang-orang semacammu sering mengganggu dengan pertanyaan-pertanyaan konyol yang bahkan aku sendiri tidak tau jawabannya. Dan kalau bisa memilih, aku memilih menikah 'tepat waktu' dibanding harus mendapatkan pertanyaan-pertanyaan konyol darimu.
Ngomong-ngomong, kenapa tak kau tanyakan saja ke Allah, kapan aku menikah? Kenapa harus tanya padaku? Kau tau kan? Bahwa jodoh rejeki dan mati itu takdir Ilahi? Lalu kenapa kau masih saja bertanya kapan aku menikah? Bolehkah aku bertanya padamu kapan kamu menghadap padaNya? Bukankah itu kasar? Bukankah itu tak sopan? Bukankah itu sesuatu yang tidak kau ketahui jawabannya?
Apa? Kamu bilang pertanyaanmu hanya basa basi? Bagaimana jika pertanyaan basa-basinya kita ganti saja? Jika kamu tidak ingin mendengar pertanyaan pengganti basa-basi, sebaiknya kamu hentikan saja pertanyaan bodohmu itu, dan berhenti berpikir tentang apa yang aku pikirkan, apa yang aku rasakan, apa yang aku inginkan dan tidak inginkan.
Tidakkah kamu capek mengurusi hidupku? Pasti hidupmu sangat selo sampai punya banyak waktu untuk mengurusi hidupku. Atau kamu tidak punya hidup yang asyik sehingga harus mengusik hidup orang lain.
Me
Yang setress karenamu

March 14, 2016

Makasih Sudah Mau jadi Temanku

Suatu ketika temanku pernah mengatakan hal ini padaku
"makasih sudah mau jadi temanku, budhe".
"Kenapa sih budhe masih mau jadi temanku? Kita kan beda"
Maklum waktu itu dia sedang galau, karena merasa tertolak karena keberbedaanya. Iya, kami memang memiliki keyakinan yang berbeda, tapi kami cukup akrab.
Namun kali ini aku yang ingin bilang makasih sudah menjadi temanku. Makasih sudah menampungku kala aku butuh tumpangan tidur. Makasih sudah mendengarkan keluh kesahku. Makasih sudah menjadi tempat sampahku. Makasih buat semuanya.
Segera selesaikan S3nya, lalu kita main-main lagi. Lalu aku akan sering numpang tidur di kosmu lagi. Hehehehe....

March 12, 2016

Hey You!!

Hey You!!
Kapan engkau akan berhenti mengasihani dirimu sendiri? Kapan engkau akan berhenti menyalahkan orang lain? Kapan engkau akan bersikap dewasa?
Kau pikir ini salah mereka? Kau pikir mereka tak memahami perasaanmu? Atau sebenarnya engkau tahu, kalau mereka juga memikirkanmu, kalau sebenarnya ini bukan salah mereka, kalau semua ini bukan salah mereka. Lalu kenapa engkau masih menyalahkan mereka? Lalu kenapa engkau masih marah pada mereka?
Tak tahukah engkau bahwa semua ini sudah kehendakNya? Semua ini sudah diatur olehNya. Engkau sangat tau tak ada sesuatupun di dunia ini yang terjadi tanpa ijin dariNya. Jangan salahkan mereka lagi. Bersikaplah lebih dewasa. Perbanyak doa padanya.
Sincerely
Yourself
Ditulis tanggal 11 Maret 11.15 malam, dipost hari ini

March 11, 2016

MENCINTAI DIRI SENDIRI

Versi saya:
Sungguh aku tidak tau arti menyayangi diri sendiri. Dalam pemahamanku selama ini, menyayangi diri sendiri itu, menganggap diri cantik dan menarik. Mirip-mirip ke narsis. Mungkin karena selama ini aku selalu menyukai orang yang enak dilihat. Selalu jatuh hati dengan mereka yang memiliki penampilan menarik.
Dan dalam hal ini, aku selalu gagal mencintai diri sendiri. Aku selalu tidak percaya diri dengan penampilanku, aku selalu merasa tidak cantik dan tidak pantas dicintai. Bahkan ketika aku jatuh cinta sama orang dan merasa dia pun suka padaku (meskipun ternyata enggak. Wkwkwk), selalu ada setan yang berbisik padaku "mana mungkin dia suka sama kamu yang punya tampang seperti itu?" Pathetic right? (Damn! Aku curhat maksimal di sini. Aku ungkap semua pikiran-pikiran yang hanya pernah kuceritakan pada sahabat-sahabat terbaikku).
Meskipun saat ini aku menganggap belum bertemunya aku dengan jodohku adalah karena jauhnya aku dari sifat terbaik diriku dan masih berlumurnya dosaku, tapi ada saat di mana aku berpikir bahwa belum bertemunya aku dengan jodohku adalah karena penampilanku yang kurang menarik. Dan pikiranku membenarkan semua ini. Pokoknya dalam hal satu ini, aku gagal mencintai diri sendiri.
Versi temanku:
Temenku bilang menyayangi diri sendiri adalah tidak membiarkan orang lain menyakiti diri kita. Ibarat kita punya teman, punya saudara, punya ponakan, kita pasti tidak rela kalau dia disakiti. Kita akan menjaganya supaya dia tidak disakiti, kalau sudah terlanjur tersakiti, kita pasti akan membelanya, melindunginya atau balik menyerang yang menyakitinya.
Dan dalam hal ini, aku memerankan dengan baik peran cinta pada diri sendiri, bahkan terlalu baik. Tapi sayangnya temanku tidak. Ketika ada temannya atau ada orang yang menyakitinya kadang dia hanya diam, bahkan ketika aku bilang "bela dirimu sendiri" dia bingung harus bagaimana. Dan alhamdulilahnya aku nggak pernah bingung gimana harus membela diriku sendiri, bagaimana harus bersikap sama oran g-orang yang menyakiti perasaanku. Aku tahu benar bagaimana harus menjaga hatiku, bagaimana harus menjaga supaya aku tidak tersakiti dan bagaimana bersikap sama orang-orang yang telah menyakitiku. Aku tahu benar. (Well, setelah mengetahui ada orang yang tidak bisa melakukannya, kurasa kemampuan ini harus disyukuri)
Tapi malam ini aku jadi berpikir, jangan-jangan karena aku terlalu mencintai diri sendiri (versi temenku), karena tak rela disakiti oleh orang lain, aku jadi mengekang diriku sendiri. Aku terlalu takut tersakiti, sehingga memberi banyak batasan, termasuk dalam urusan cinta. Aku terlalu takut terluka, sehingga takut untuk berjuang sepenuh-penuhnya untuk cinta.
Kalau menurut dewi lestari dalam kumcernya yang berjudul madre, di cerita layang-layang, aku ini semacam christhoper yang ingin bermain air tapi hanya melihat orang bermain air di pinggir kolam hanya berharap akan terkena cipratan air.
Kamu yang tahu arti mencintai diri sendiri and how to love your self? please tell me. Coz I don't know how. Mungkin dengan kau beritahu aku bisa mempraktekkannya dan bisa mencintai diriku sendiri dan semoga bisa menjadi jalanku untuk segera bertemu dengan jodohku. Aamiin.
Me
@fatkah
Ditulis tanggal 10 Maret tengah malam, dipost hari ini.

March 9, 2016

#10FavoriteThingsinMyRoom Number Six

Benda ini kubeli november 2010 kalau nggak salah, jadi dia sudah berumur kira-kira 5 tahun lebih sedikit. Aku membelinya dengan uang hasil survey, waktu aku jadi enumerator. Jadi laptop ini kubeli dari hasil keringat sendiri. Bahagiaaaaa banget waktu akhirnya memilikinya. Walaupun cuma bisa membeli laptop yang termurah waktu itu, dan hanya merk lokal, tapi waktu itu aku sudah sungguh sangat puas memilikinya. Setelah sekian lama menginginkannya, dan menabung dari hasil survey yang kadang ada kadang enggak akhirnya bisa kebeli juga laptop dengan hasil jerih payah sendiri.
Akhirnya, aku bisa nonton film di kamarku sendiri. Wkwkwkkw.. #plak, alasannya nggak penting banget. Tapi serius aku jadi mengingat pertama kali aku memilikinya. Rasanya bahagia banget.
Waktu itu aku membelinya memang salah satu alasannya karena biar bebas nonton film sendiri, selain itu waktu itu juga masih memiliki cita-cita untuk menjadi penulis terkenal, jadi ya laptop wajib banget kan dimikili?
Aaahhh, mengingat pertama kali memilikinya, aku jadi jatuh cinta lagi padanya. Padahal aku hampir-hampir sudah tak pernah menghargainya, selalu membiarkannya teronggok lesu di lemari daganganku. Duh maafkan aku Zirexku. Now I falling in love with you in second time :D
*foto nyusul

March 8, 2016

REVIEW UNTOUCHEABLE

Lama banget nggak baca komik, dan kali ini aku baca comic dr webtoon yang berjudul untouchable. Pertama kali baca sih nggak menarik, tapi comic satu ini termasuk yang paling favorite aku jadi penasaran, episode satu dua tiga  membosankan. Aku berhenti di episode ini sampai berbulan-bulan. Wkwkkwkw... Setelah 4 episode aku baca, aku jadi semakin penasaran dan ingin selalu membuka episode selanjutnya. Dan kuselesaikan sampai episode 87 hanya dalam 1/4 hari, sampai nggak megang IG. Haddeehh.
Cerita untouchable yg ini cukup mengaduk-aduk emosi. -_-
Comic satu ini bercerita tentang Sia vampir perempuan yang jatuh cinta sama manusia yang bernama Jiho. Kedengaran seperti kisah cinta vampir yang klise ya? Tapi vampir di sini nggak menggigit leher dan menghisap darah, tapi menyedot energi manusia dengan cara bersentuhan. Sayangnya Sia harus jatuh cinta dengan seorang manusia yang terkena penyakit OCD, atau orang yg punya kebiasaan kebersihan yang akut. Yang nggak mau disentuh, jangankan disentuh ke luar dari rumahnya saja dia super was-was, apalagi bersentuhan sama manusia lain yang dianggapnya penuh dengan kuman.
Sebenarnya pada awalnya Sia tidak menyadari perasaan cintanya, dia hanya tahu bahwa dia hanya ingin makan dari sentuhannya pada Jiho. Bahkan awalnya dia hanya pura-pura jatuh cinta pada Jiho, sampai akhirnya mereka pacaran pun Sia belum tahu perasaan dia yang sesungguhnya. Keinginannya untuk menyembuhkan Jiho dari penyakit OCD pun sebenernya hanya karena alasan biar dia bisa bebas bersentuhan dengan Jiho.
Kalau menurutku sih, hubungan mereka termasuk lancar-lancar saja, yang menghalangi mereka hanya pikiran mereka sendiri atau pihak-pihak luar. Ngomongin tentang pihak luar, aku justru berempati dengan Baru tokoh vampir lelaki yang mencintai Sia sejak kecil, yang menjadikan Sia cahaya dalam hidupnya, yang penuh dengan kegelapan. Vampir yang selalu ceria dan selalu ada untuk Sia dan memendam perasaan cintanya sejak dia berumur 7 tahun.
Kalau nggak salah sih sekarang dia dan Sia sudah umur 22 tahun jadi sudah 15 tahun kan memendam cintanya? Sakit banget nggak tuh? Kasian banget nggak sih, memendam cinta selama itu, lalu harus menghadapi kenyataan Sia jatuh cinta dengan lelaki lain?
Apalagi waktu satu episode bercerita tentang si Baryu dari sisi dia, tentang pertemuan pertamanya dengan Sia, tentang sisi gelap dia di masa lalu dan kenapa dia jatuh cinta pada Sia. Pokoknya episode bagian ini bikin saya berempati dan galau maksimal. Mungkin karena aku setipe dengan si Baryu ini, tipe yang nggak bisa menunjukkan perasaan yang sesungguhnya kala sedang jatuh cinta. Heheheh... *jadi curhat
Sayangnya webtoon ini berakhir di episode 87 dan baru akan diteruskan lagi di bulan maret. Bakal penasaran maksimal deh kayaknya. Sepertinya ceritanya juga masih panjang, karena sepertinya si penulis masih menyimpan masa lalu Sia, kenapa orangtuanya dan juga keluarganya sangat menjaganya dibandingkan anak-anaknya yang lain. Lalu tentang dejavu yang dialami Sia, seolah-olah itu pertanda tentang masa lalu Sia. Selain itu motif didatangkannya tokoh baru yang berprofesi sebagai editor dalam kehidupan Jiho juga belum terungkap. Jadi kayaknya bakalan masih lama ini ceritanya. Tapi semoga ceritanya masih asyik untuk diiikuti dan nggak mbulet kayak sinetron.
Buat kamu yang penasaran dengan cerita ini, baca aja. Tapi awas banyak adegan-adegan mengarah ke adegan dewasa. Wkwkkwkw...
*ditulis skitar 2 minggu yang lalu, dan baru diposting hari ini.

March 7, 2016

ME AND LGBT

Pagi ini ketika saya bangun kedua kalinya stelah acara bangun dan tidur lagi, saya mendapat dua message dari dua grup yang berbeda ditulis oleh orang berbeda. Keduanya sama-sama berbicara tentang LGBT. Ketakberpihakan si penulis sama golongan itu.
Terus terang saya tidak pernah update berita. Saya hidup di dunia saya sendiri. Tapi saya simpulkan bahwa pro kontra tentang LGBT ini pasti sangat semrawut dan sudah pasti menguras emosi para pengikut berita, karena sampai-sampai berita tentang ini sampai ke saya (baca: orang yang super duper kudet, nggak pernah baca koran, liat tv atau buka FB, yang mengetahui dunia luar dari grup-grup WA dan Line yang saya ikuti). Dan sampai-sampai teman saya yang biasanya cuek sama hal-hal begini mengunsinstal Line karena pemiliknya pendukung LGBT.
Sebagai mantan mahasiswa antropologi, ya saya sempet tak perduli cenderung mendukung pilihan masing-masing orang untuk LGBT. Terserah saja, mereka mau berperilaku seperti apa, asal tidak menganggu kehidupan saya dan kehidupan keluarga saya, saya tidak akan menganggu mereka.
Namun sebenernya keacuhan saya sempat menganggu saya sendiri, karena saya seorang muslim, dan muslim (dari yang saya baca dari grup-grup) dengan tegas melarang LGBT. Prinsip saya selama ini hanyalah tak menganggu mereka, karena mereka tak menganggu saya. Biarkan mereka hidup tenang dengan pilihan mereka sendiri tanpa gangguan dari kita yang straight. Sebenarnya saya juga menganggap LGBT salah, namun tetap menghargai itu sebagai pilihan mereka.
Namun penutup dari salah satu artikel pagi ini sungguh mengusik saya. Mau tau bagian mana yang mengusik? Cekidot:
"
Sebagai penutup, saya ingin mengutip sebuah kisah tentang keberpihakan. Di saat Nabi Ibrahim dibakar raja Nimrod, seekor semut membawa setetes air. Seekor burung kemudian bertanya, "untuk apa kamu bawa air itu?"
"ini air untuk memadamkan api yg sedang membakar kekasih Tuhan, Ibrahim."
"Hahaha... Tak akan guna air yg kamu bawa" kata burung.
"Aku tahu, tetapi dengan ini aku menegaskan di pihak manakah aku berada..
"
Ya saya di pihak yang kontra terhadap gerakan LGBT, namun saya juga kontra terhadap gerakan-gerakan kekerasan.
Please jangan perangi mereka dengan kekerasan, anggap mereka sebagai manusia. Kita boleh membenci kelompok atau gerakanny, tapi jangan manusianya. Sebaiknya hadapi mereka satu-satu jangan serang seorang pelaku sebagai kelompok. Karena menyerang kelompok akan membuat kita lupa bahwa mereka juga manusia.
Katanya gerakan mereka sungguh massive, katanya mereka tak segan-segan mempengaruhi yang straight untuk menjadi bagian dr LBGT, katanya mereka bisa menularkan penyakit mereka, katany.. Masih banyak lagi.
Please don't panic. Melindungi lingkungan kita tidak sama dengan memerangi/memusuhi/mengerasi mereka, kasih perisai ke orang-orang yang kita sayang. I don't know how, tapi menurut saya perisai dari keluarga dan dari orang-orang yang terdekat, akan lebih bermakna, saat seseorang harus menghadapi gerakan mereka. Kita nggak mungkin mengawasi terus menerus keluarga kita, tapi memberinya perisai, akan membuat keluarga yg kita sayangi lebih kuat.
Mungkin perisai ini bisa menjadi solusi bagi ketakutan kita selama ini sama gerakan LGBT
1. Milikilah keluarga yang harmonis. Ayah ibuk yang harmonis akan membentuk budaya keluarga straight Bisa jadi LGBT tidak pernah terbersit dalam pikiran si anak. Seperti saya, dibesarkan oleh bapak dan ibuk yang saling mencintai penuh kasih sayang, begitu juga dengan kakek nenek pak dhe budheku. Saya baru tau Lesby and Gay setelah saya kuliah. Dan menganggap itu super duper aneehh.
2. Perkuat iman, ahlak, ilmu agama anak. Dengan demikian dia akan takut dengan murka Allah. Tanpa kita awasi pun dia merasa diawasi oleh Allah. Ketika seseorang tahu bahwa di dunia ini ada kelompok non straight, maka dia sudah tahu harus ada di bagian mana. Jalan mana yang disukaiNya dan mana yang tidak disukaiNya. Ketaatannya pada Allah akan membantunya untuk memilih jalan yang benar.
3. Katanya gerakan LGBT massive di sosial media, maka jangan biasakan anak memegang HP sejak kecil. Ajarkan mereka untuk selalu terlibat dlm kehidupan sosial yang sesungguhnya. Ajak anak bercanda, bermain, ngobrol di dunia nyata. Sebagai orang tua, jangan terlalu sibuk dengan gadget sendiri. What they see what they will do, sejak bayi anak melihat kita memegang HP. Maka umur 2 tahun dia akan sangat terbiasa dan lihay dengan HP.
Ini adalah perjuangan setiap keluarga untuk keluarganya masing-masing. Jika stiap keluarga melakukannya, tentu tidak perlu khawatir apa yang akan terjadi dengan masa depan indonesia? Apakah seberat itu melindungi generasi berikutnya? Jauh dari HP, lebih mengenal anak, tidak bersikap egois dsb. Tapi bagi saya gerakan LGBT ini sesungguhnya adalah ladang introspeksi bagi diri kita sendiri. Sudahkan kita melindungi dengan baik, keluarga kita sendiri? Sudahkah kita menyayangi keluarga kita sendiri dengan sepenuh hati? Sampai si buah hati tidak perlu mncari kasih sayang dr pihak lain?
Memerangi atau memususuhi atau mengerasi LGBT tentu sangat mudah, namun itu bukan cara terbaik untuk melindungi keluarga kita. Membenci bahkan kadang kita sampai terbawa emosi (kata pak ustad maaf lupa namanya, keadaan emosi adalah keadaan di mana kita kehilangan iman kita) tapi ini juga bukan solusi apa-apa.
Kita tentu akan marah jika ada salah satu keluarga kita menjadi bagian dr LGBT, tapi sudahkah kita memberi perisai pada keluarga kita. Sudahkah kita menjadi contoh keluarga straight yang baik? Marilah kita menjadi bijaksana, menjadikan semua ini sebagai langkah untuk intropeksi diri.
Me,
Semut yang ingin menentukan keberpihakannya
Kamu ada di pihak mana? Tunjukkan keperpihakanmu dengan tulisan. Kutantang kalian semua ;)

March 6, 2016

HARI MINGGU

Hari minggu seperti ini selalu membuat mata pengen merem terus. Meski malemnya sudah tidur cukup paginya ngantuk. Dan herannya mata ini seolah-olah punya alarm bahwa ini adalah hari minggu. Ngantuuukkkk teruuuussss. Meski pagi tidur siang tetep ngantuk dan males pengen tidur lebih sorean.
Makanya bagiku minggu adalah tidur sepanjang hari. Kalau hari minggu nggak leyeh-leyeh tiduran di kamar, rasanya bukan seprti hari Minggu. Bagaimana dengan kamu? :D

March 5, 2016

Mengenali Seseorang dari Tulisan

Menurutku tulisan kita itu menunjukkan apa yang ada di dalam pikiran atau hati kita. Bagimu mungkin enggak, tapi at least itu berlaku bagiku.
Contohnya nih, karena 95% pikiran dan hati saya ini sedang galau jodoh, maka isi blog ini cuma mengeluhkan tentang hal itu. Wkwkwk...
Kelak ketika aku punya suami, dan pikiran dan hati saya sebagian besar berisikan tentang dia, mungkin blogku akan dipenuhi dengan cerita tentang dia, bagaimana cintanya aku dan bagaimana bahagianya aku memiliki suami seperti dia.
Lalu ketika saya punya anak, mungkiinnn 99% blogku ini akan berisi tentang postingan yang bernada anakku yang lucu, anakku yang membanggakan, anakku yang imut, anakku yang menggemaskan, anakku yang paling kece sedunia. Hahaha...
Tapi karena blog ini kurang bermanaaf aku sedikit yakin 99% dari kalian, bosan untuk membaca apa yang ada di sini. Hahahaa.. Tapi tidak masalah, karena aku suka menulis, aku suka menceritakan apa yang sedang dalam hatiku atau dalam kepalaku. Lalu ketika kepedihan, kesedihan, kebahagian, itu sudah berlalu dan aku melupakannya, aku memiliki banyak tulisan kenangan. Membacanya kembali di masa depan itu seperti membuka album foto masa lalu. Menyenangkan, bagi diriku sendiri :)

March 4, 2016

Memilih Jodoh #eaa

Aku tahu bagi perempuan di umur yang tak lagi muda seperti aku, mungkin sudah nggak ada waktu lagi atau sudah nggak sepantasnya pilih-pilih untuk calon suami. Aku memahami ini. Dan mungkin itu yang dipikirkan banyak orang.
Tapi bagaimanapun aku tetaplah manusia yang punya hati. Bagaimana pun aku tetaplah memiliki perasaan. Dan perasaan nyaman, tidak nyaman, suka tidak suka, tetaplah selalu datang dalam situasi apapun, karena aku tetaplah manusia biasa.
Ibarat orang mau memakai baju, ketika dia diberi baju pasti dia akan berpikir apakah baju ini cocok dengan bentuk tubuhnya, apakah warna baju ini cocok dengan kulitnya, apakah baju ini cocok disesuaikan dengan salah satu atau salah dua dari koleksi bajunya yang telah ada. Dan yang lebih penting apakah dia suka dengan baju itu dan apakah dia akan merasa nyaman memakai baju itu. Tak peduli usia berapa, setiap orang pasti melakukan penilaian sebelum memutuskan membeli sehelai baju atau ketika menerima pemberian baju.
Ibarat orang mau makan, ketika seseorang disodori makanan dia pasti akan menilai makanan yang ada di hadapannya itu sebelum menyantapnya. Dari yang memberinya pasti akan terbersit apakah makanan ini halal, dari tampilannya pasti akan menilai apakah makanan ini enak, pedes atau enggak, dan lain sebagainya. Tak peduli berapa pun usia dia, mau tidak mau pasti dia akan menilainya. Karena kita adalah manusia yang punya akal dan juga hati.
Tapi ibarat orang mau makan, mungkin aku dianggap sudah sangat kelaparan, sehingga tak peduli lagi apa saja makanan yang disodorkan pasti akan dimakan. Sehingga tak peduli lagi apakah itu makanan halal, apakah itu enak, apakah itu pedes, apakah itu sesuai selera atau enggak. Lalu menyantapnya, menghabiskannya baru dipikirkan ketika selesai makan.
Ibarat orang makan, aku nggak mau jadi manusia yang kalap karena kelaparan. Aku nggak mau makan apa saja yang ada di hadapanku hanya karena aku lapar. Orang kelaparan biasanya tidak rasional dan tidak bisa berpikir. Lalu baru menilainya ketika aku kenyang, kemudian menyesalinya ketika ternyata itu bukan makanan halal, ketika ternyata itu makanan milik orang lain, ketika itu ternyata nggak sesuai dengan perutnya, ketika itu ternyata membuat perutnya mules-mules.
Jadi masalah memilih ini bukan masalah apakah kamu sudah tua atau masih muda. Masalah memilih ini bukan masalah kamu memiliki gengsi yang terlalu tinggi atau enggak. Masalah memilih ini adalah karena kami, kita semua adalah manusia, yang memiliki hati dan pikiran, yang memiliki selera yang dibentuk sejak dari kita kecil, entah sadar atau tidak. Jadi jangan menganggapku tidak pantas memilih, kecuali anda menganggap aku bukan manusia lagi.

March 3, 2016

Kenangan Masa Kecil

Malam ini, I don't know why aku teringat pada kenangan masa kecil saat aku masih TK (kalau nggak salah). Kenangan yang menurut orang lain mungkin memprihatinkan, tapi tidak bagiku kala itu, dan masih antar iya dan tidak bagiku saat ini. 

Ini adalah kenangan yang mungkin pahit bagi kakakku, tapi bagiku tidak, karena saat itu aku menyadari bahwa aku disayangi oleh kakakku.
Sebenernya aku bingung mau cerita dr mana, yang jelas waktu itu sedang heboh-hebohnya tentang film brama kumbara (now you know how old i am), atau tutur tinular atau entah apa aku lupa. Yang jelas, aku, masku yang pertama dan mbakku, diijinkan untuk nonton film di bioskop, tanpa orang tua, kami pergi bertiga. Kakak pertama saya yang diberi tangung jawab untuk menjaga 2 adik perempuannya. Padahal kalau nggak salah ingat kakak pertamaku masih kelas 1 SMP. Tidak pernah ke kota tapi dibiarkan ke kota dan membawa 2 adik perempuannya. Perlu kalian tau jarak rumah kami ke kota naik bis skitar 1,5 jam.

Ingatan ini sebenarnya tidak sempurna, terpotong-potong dan hanya beberapa bagian saja yang kuingat. Bahkan aku lupa kenapa masku yang kedua tidak ikut nonton, kalau nggak salah ingat karena dia sudah nonton bareng sepupu-sepupuku. Aku juga lupa gimana kami mendapatkan tiketnya, antri atau apa, bagaimana jalan ceritanya, di dalam bioskop seperti apa aku tidak ingat sama sekali. Yang aku ingat hanyalah, waktu kami pulang kami salah naik bis. Yang harusnya naik bis 99 ke kulonprogo, justru naik bis 99 menuju ke tempel (bahkan aku masih ingat bis menuju mananya, padahal aku sangat susah meningat nama tempat). Tapi aku lupa pas berada di dalam bis tempel dan bis bantul. Waktu kakakku sadar hari sudah cukup sore, tapi masih cukup beruntung karena kami mendapatkan bis sampai ke bantul, dan sayangnya sudah tidak mendapatkan bis menuju ke kulonprogo.
Lalu saat itu kami jalan kaki dari bantul ke kulonprogo. Mau tau berapa jarak kami turun dari bis ke rumah kami? Kalau di tempuh dengan sepeda motor jaraknya 1/2 jam. Jadi bisa dihitung sendiri seberapa lama kami jalan kaki menuju rumah kami. 

Aku lupa seberapa capeknya aku waktu itu, aku juga lupa bagaimana aku dan kakak-kakaku melewati jalan yang sangat jauh itu, aku juga lupa suasanya jalannya. Tapi yang aku ingat, sesekali kakakku menanyakan apakah aku capek. Kami jalan hanya dalam diam. Dan suatu ketika ada motor yang berhenti untuk menawari kami mengantarkan kami sampai rumah. Tapi masku menolaknya karena tidak kenal dengan mereka. Aku masih ingat itu di mana? Dan waktu itu aku tidak tau kenapa kakakku menolak kebaikan mereka. Paginya baru aku tau, ternyata itu untuk menjaga kami dr niat jahat mereka jika ada. 

Kalau nggak salah ingat aku sempet minta kakakku untuk menerima tawaran mereka tapi kakakku tetap menolaknya. Maklum waktu itu aku masih polos. Setelah itu kakakku menggendongku, karena tahu aku kecapekan. Sebenarnya aku tidak ingat sih apakah waktu itu aku kecapekan, tapi setelah aku pikir-pikir sekarang, mungkin kakakku berpikir aku kecapekan karena menginginkan tebengan ke rumah malam itu. Tapi seingatku sebenarnya aku biasa saja, bahkan kalau nggak salah ingat aku senang bisa jalan-jalan bareng kakakku. Diperhatikan oleh kakkaku dan digendong sama kakakku. Dan tahu bahwa sebenarnya kakak-kakakku menyayangiku. Maklum waktu kecil kami hanya sibuk berantem dan menjelek-jelekkan satu sama lain.
Waktu paginya orang-orang menghebohkannya, aku bahkan tidak menganggapnya itu sebagai musibah. Aku malah senang, dan menganggapnya luar biasa karena aku di sayangi oleh kakak-kakakku.
*damn! Setelah aku bercerita dan membaca kembali ini, betapa mirisnya kehidupan kecilku. Merasa tak dicintai oleh kakak-kakakku -___-
*2 paragraf pertama ditulis kira-kira 6 bulan yang lalu dan diselesaikan  skitar seminggu yang lalu. Hahahhaa...

March 2, 2016

Bahagia itu sederhana

Bahagia itu sungguh sederhana katanya.

Tau kan akhir-akhir ini aku sedang sibuk dengan dunia perbisnisan atau bahasa jawanya entepreneur? Buat yang belum tahu, aku sudah resign dari kantor penerbitan sejak Maret 2015 dan sedang mengembangkan bisnis fashion muslimah dengan brand @hijabnaziha (tolong follow IGnya ya)

Sebenernya saya sedang gundah gulana karena mau rebranding @hijabnaziha, mau jualan ke yang lebih mahal. Karena media yang kugunakan adalah IG maka butuh foto yang kece. Maaak duit dari mana Maaak?

Daaannn betapa bahagianya saya, ketika saya sedang memikirkan untuk pemotretan, untuk membayar fotografer, untuk membayar modelnya, ada teman yang dengan suka rela ngajakin untuk foto2 produk bareng. Gratiss pula, nggak pake bayar. Padahal aku sudah membayangkan pengeluaranku akan semakin banyak karena pemotreran yg awalnya kurencanakan ini. Pucuk dicinta ulam pun tiba banget gak sih? Allah sungguh sangat baik padaku. He is sooooo great! I love You.

Ditulis sejak 9 bulan lalu tahun 2016, baru dipost hari ini. Hehehehe

March 1, 2016

#10FavoriteThingsinMyRoom Number Seven

Aku selalu suka pernak-pernik stationary yang unyu-ungu. Memilikinya itu berasa jadi wanita hits, kece, shopisticated dan keren banget. Apalagi setelah kerja di rumah, nggak ada meja kerja, adanya cm dompet kerja, mau menghias meja nggak bisa. Jadi ya cukup beli stationary nya aja. Hahahaa...

Sebenernya dari dulu sih suka sama barang-barang lucu begini. Tapi dulu jaman sekolah mah nggak punya duit. Waktu kerja lumayan ada duit sih, tapii sayang kan kalo beli peralatan keperluan kantor pake uang pribadi? Hehehehe... *dasar pelit nih* Jadi malah gak dibeli.

Dan setelah resign barulah aku membelinya, apalagi aku baru saja nemuin online shop yang jual stationary lucu-lucu tapi murah-murah banget. Kalau di foto lucu-lucu banget ya? Tapi sebenernya kualitasnya nggak terlalu bagus. Tapi gpp, ini sudah cukup membuatku bahagia, dan merasa menjadi womenpreneur yang hits, kekinian, gaul dan sopisticated. Wkwkwkkw... *uopoh jial? -_-

February 21, 2016

#10FavoriteThingsinMyRoom number eight

Benda favorite di kamarku nomer 8 adalah rak buku dari kayu, yang aku beli beberapa tahun yang lalu. Pertama kali melihatnya aku langsung jatuh cinta. Waktu pertama kali ngeliatnya dari foto, aku pikir lemarinya besar, setelah melihat langsung ternyata kecil dan mungil hanya ada 3 rak dan nggak muat banyak. Tapi justru bentuknya yang mungil ini yang membuatku makin jatuh hati.

Aku membelinya second dari seorang mahasiswi yang menjual lemarinya karena mau pindahan kos. Harganya cukup murah kalo gak salah cuma 90rb. Murah banget kan? Sekarang mana ada lemari segitu. Minta diskon anter pula langsung ke kosku di bluered. Hahaha. Tapi waktu membelinya ada satu rak yang copot, jadi hanya ada 2 rak di sana. Mungkin karena itu lemarinya dijual murah. Tapi sekarang udah dibenerin, dan udah ckep banget.

Waktu inget mas-masnya nganter lemari ini cukup memprihatinkan, dibawa pake motor sampe yg megangin pegel kayaknya. Wkwkwkkw...

Lemari ini sempet membuat Deni pengen, dan berniat untuk membelinya dari aku. Hehehehe...

February 13, 2016

#10FavoriteThingsinMyRoom number nine


Hai hai hai. Maaph banget baru sempet nulis lagi, soalnya aku baru sok sibuk banget sama @hijabnaziha yang beberapa waktu lalu ikut pameran @hijabmorfosa. Saking sibuknya sampe penjualan online @hijabnaziha sedikit terbengkalai. Apalagi buat nulis ini tentu lebih nggak punya waktu lagi *njaluk dikeplak, ngomongnya suombong banget. 

Oke baiklah, langsung aja ke inti tulisan ini ya. Benda favorite aku yang ke 9 adalah bantal boneka pisang, kenang-kenangan dari Nita. Benda ini jadi istimewa karena dua alasan.
Alasan pertama: Waktu ngasih ini nita bilang ke aku kalau waktu melihat boneka bantal ini dia langsung inget aku. Inget pada kebiasaanku yang peklor di sofa saat istirahat kantor atau saat listrik mati. Dan katanya aku bakalan peklor kalo liat boneka ini. So sweet banget nggak sih? Dia bilang gitu terus membuatku merasa istimewa, merasa disayang gitu (pait pait pait pait), karena dia mengingat kebiasaanku dan tahu aku bakalan suka sama benda itu.

Alasan kedua: Boneka ini bahannya lembut banget, empuuukkk dan menurutku cantik banget. Sayang banget buat dipakai bantal tidur, tapi asyik dan nyaman banget buat dipeluk. Saking sayangnya sama boneka bantal ini, aku jarang mengeluarkan dari bungkusnya. Hanya sesekali aja aku buka untuk dipeluk-peluk. Beberapa waktu lalu saat rumah sedang ada hajatan aja, ponakanku sudah berebut mau memeluknya. Ini juga salah satu alasan kenapa bantal boneka ini tetep bersemayam dengan nyaman dalam bungkusnya.

Nah itu aja ya cin cerita tentang benda ke 9 yang jadi favoritku di kamar. See you next post. Laf ya :*

January 13, 2016

#10FavoriteThingsinMyRoom number 10

Hallo syantiiikk. Assalamu'alaikum. Alhamdulilah setelah sekian lama nggak posting, akhirnya aku posting blog juga. Tugas kali ini adalah tugas dari Pena Merah yang sempat vacum beberapa bulan (mungkin bahkan setahun lebih, time flies beb, gak berasa banget). Eh pena merahnya yang vacum ya, kalau aku sih vacum juga karena sok sibuk.

Sesuai judul post #10FavoriteThingsinMyRoom kali ini aku mau menceritakan tentang barang-barang favorite di kamarku. Dan akan kumulai dari nomer 10, biar kalian penasaran dengan "what is the most favorite thing in my room" supaya kalian selalu ngikutin postinganku. *yaelah, kayak ada yang baca aja.

Oke! Benda favorite no 10-ku adalah gantungan baju. "Apah?! Gantungan baju?" Pasti pada gitu, dengan gaya ala ala sinetron. Terus terang, sebenernya sih aku bingung kalau harus memilih 10 benda favorite karena yang benar-benar favorite paling cuma 4 atau 5, tapi dari sekian banyak barang sampah di kamarku dan setelah semedi seharian di kamar, akhirnya kutemukan bahwa ternyata sesungguhnya gantungan baju adalah barang ke 10 yang jadi favoriteku.

Tadinya aku mau memilih tempat tidur sebagai benda favorite ke 10. Tapiii jujur aja, aku lebih suka tidurnya dari pada tempat tidurnya dan mungkin tidur adalah kegiatan paling favorite di kamar, tp kan kita sedang membicarakan benda bukan kegiatan. Oke aku bersyukur ada tempat tidur di kamarku, tapi kalau tempat tidur ini diganti dengan tempat tidur lain, aku nggak masalah. Asalkan aku masih bs tidur dengan nyaman. Heheheheh.. *piss

So, gantungan baju menjadi benda kamar favorite ke 10-ku. Bahkan, kalau boleh jujur, dia pernah menjadi benda ke 2 atau ke 3 favorite.

Kenapa bisa gantungan baju ini jadi benda favorite? Karena bentuknya yang nggak biasa. Biasa dipake di toko baju tapi tidak di kamar pribadi.

Kalau mau lihat bentuknya, nih aku kasih lihat.

Jadi bajunya tidak digantung menyamping, tapi ke depan, dan menurutku ini lebih hemat tempat dan muat banyaaakkk. Cocok untuk kamarku yg sudah bejubelan sama barang-barang nggak penting.

Kenapa aku bisa suka sama benda satu ini? Karena gantungan baju ini mengingatkanku pada sebuah kamar yang super rapi, super nyaman, super chick, super cozy dan super kekinian seperti kamar-kamar di apartemen. Iya, memang impianku itu memiliki kamar seperti itu. Psssttt kalau mau tau rumah impianku, bisa intip di sini. Pasti mupeng juga.

Dengan memiliki gantungan baju ini, at least saya sudah menyicil satu benda yang kelak juga akan berada di kamar impianku yang super rapi, super nyaman, super chick, super cozy dan super kekinian. Nah itu dia benda favorite ke 10ku dan alasannya.

So apa benda favorite no 10 yang ada di kamarmu?